Gambar oleh WikiImages dari Pixabay
Banyak orang tua terutama para ibu, sangat khawatir kepada anaknya ketika mengalami / menderita demam. Demam selalu mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang mungkin gawat sedang terjadi pada tubuh anaknya. Oleh sebab itu, tak jarang membuat para ibu langsung melarikan anaknya ke fasyankes terdekat untuk memeriksa kondisinya. Nah, lalu bagaimana untuk demam yang terjadi pada penyakit demam berdarah? Yuk, simak artikel berikut ini!
Penyakit Demam berdarah merupakan penyakit infeksi virus yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Gejalanya meliputi demam tinggi, sakit kepala, serta nyeri di tulang dan otot. Penyakit ini bisa mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan benar. DBD dapat menyerang baik anak-anak maupun orang dewasa. Penyebarannya terjadi saat nyamuk yang terinfeksi virus Dengue menggigit penderita, kemudian menyebarkannya melalui gigitan ke orang yang sehat. Penyakit ini umum di daerah tropis, termasuk Indonesia, dan seringkali meningkat pada musim hujan.
Penyakit demam berdarah atau DBD (demam berdarah dengue) disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang sudah terinfeksi virus tersebut. Nyamuk penyebab DBD umumnya aktif pada pagi dan sore hari serta berkembang biak di air tergenang yang bersih, seperti air yang menggenang di ban bekas, sampah plastik, atau wadah minuman hewan. Penyakit ini tidak menular secara langsung antar manusia, namun ibu hamil dapat menularkan virus kepada janinnya selama kehamilan atau saat persalinan. Dengue virus ini sendiri memiliki 4 strain yang berbeda, dari DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Gejala utama dari penyakit demam berdarah adalah kenaikan suhu tubuh secara mendadak. Pada anak-anak, demam ini memiliki pola seperti pelana kuda, di mana suhu turun selama beberapa hari sebelum kembali naik. Demam ini biasanya berlangsung sekitar 3 hari dengan suhu yang dapat mencapai 39−40°C dan sulit diturunkan meski sudah mengonsumsi obat penurun panas. Selain demam, gejala lain yang bisa muncul meliputi :
Setelah demam mereda, pasien merasa lebih baik, namun pada saat ini jumlah trombosit biasanya turun drastis, dan terjadi kebocoran pembuluh darah. Kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan dan syok akibat kehilangan banyak cairan. Fase pasca-demam ini sangat kritis, sehingga pasien perlu dipantau dengan cermat. Beberapa tanda bahaya yang harus diwaspadai dalam fase ini meliputi :
Diagnosis untuk penyakit demam berdarah, dilakukan dengan wawancara (anamnesa) gejala pasien, riwayat perjalanan, dan adanya kasus DBD di sekitar tempat tinggal pasien. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh. Pada pemeriksaan awal, dokter mungkin akan melakukan tes tourniquet menggunakan alat pengukur tekanan darah untuk mengevaluasi risiko kebocoran pembuluh darah. Untuk memastikan diagnosis, dokter juga dapat melakukan beberapa tes darah, termasuk
Tidak ada obat khusus yang dapat membunuh virus Dengue, sehingga perawatan penyakit demam berdarah berfokus pada penanganan gejala, menjaga energi pasien, dan mendukung sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus. Perawatan tahap awal dapat dilakukan di rumah asalkan tidak ada tanda bahaya, namun pasien tetap perlu diawasi secara ketat. Untuk mempercepat pemulihan, pasien disarankan untuk :
Apabila anda merasa khawatir dan memiliki salah satu gejala atau tanda-tanda diatas dari penyakit demam berdarah, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter ya!