Ketika anda pulang rawat inap dari Rumah Sakit dan dokter masih merespkan antibiotik, kemungkinan paling sering dan paling banyak yang diresepkan adalah Antibiotik, Obat Cefixime. Lalu apakah itu? Obat Cefixime adalah antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang efektif dalam mengatasi berbagai infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri, yang penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup bakteri. Dengan mekanisme ini, cefixime membantu tubuh mengurangi jumlah bakteri sehingga sistem kekebalan tubuh dapat melawan infeksi dengan lebih efektif.
Obat Cefixime, Ketahui Penggunaannya dan Jangan Asal!
Obat Cefixime hanya dapat diperoleh melalui resep dokter dan tidak digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu atau COVID-19. Obat ini tersedia dalam beberapa bentuk, termasuk kapsul, tablet salut selaput, kaplet, dan sirup kering. Manfaat dari Obat Cefixime digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, di antaranya:
- Infeksi saluran pernapasan (seperti bronkitis dan pneumonia).
- Infeksi tenggorokan dan amandel (tonsilitis).
- Infeksi telinga bagian tengah (otitis media).
- Infeksi saluran kemih (ISK).
- Gonore tanpa komplikasi (infeksi menular seksual).
- Demam tifoid, terutama pada kasus resistensi terhadap antibiotik lain.
Kategori Keamanan Obat Cefixime
- Untuk Ibu Hamil: Kategori B menurut FDA, yang berarti studi pada hewan tidak menunjukkan risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada manusia.
- Untuk Ibu Menyusui: Cefixime dapat terserap ke dalam ASI. Konsultasikan dengan dokter sebelum digunakan.
Dosis dan Cara Penggunaan Obat Cefixime bervariasi tergantung pada jenis infeksi, usia, dan berat badan pasien tergantung dari Dokter yang memberikan. Umumnya dosis yang tersedia dalam kemasan dosis 100mg dan 200mg. Jangan pernah membeli Cefixime sembarangan tanpa mengetahui dosis dan anjuran penggunana oleh dokter!
Cara Mengonsumsi Cefixime
- Ikuti petunjuk dokter dan baca label kemasan.
- Obat Cefixime dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Jika muncul efek samping seperti mual, konsumsi bersama makanan.
- Jika dalam bentuk sirup kering, tambahkan air sesuai petunjuk, kocok hingga merata, dan gunakan sendok takar untuk dosis tepat.
- Konsumsi pada jam yang sama setiap hari untuk menjaga efektivitas.
- Jangan menghentikan penggunaan sebelum waktu yang ditentukan meskipun gejala sudah membaik.
- Simpan obat di tempat sejuk dan kering, jauhkan dari sinar matahari langsung.
Efek Samping Cefixime Efek samping yang mungkin muncul meliputi:
- Sakit kepala atau pusing.
- Mual, perut kembung, atau diare.
- Sakit maag atau nyeri perut.
Segera hubungi dokter jika muncul efek samping serius, seperti:
- Reaksi alergi (ruam, gatal, pembengkakan, kesulitan bernapas).
- Infeksi baru (demam, sakit tenggorokan).
- Gejala infeksi Clostridium difficile (diare parah, tinja berdarah, atau berlendir).
Interaksi Cefixime dengan Obat Lain Beberapa obat dapat memengaruhi efektivitas atau meningkatkan risiko efek samping cefixime, seperti:
- Antikoagulan (misalnya, warfarin) yang meningkatkan risiko perdarahan.
- Carbamazepine yang meningkatkan risiko efek samping.
- Probenecid yang meningkatkan kadar cefixime dalam tubuh.
- Obat hormonal seperti pil KB yang efektivitasnya dapat menurun.
- Vaksin bakteri hidup (misalnya, vaksin tifoid) yang efektivitasnya dapat berkurang.
Peringatan Penggunaan Cefixime
- Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik golongan penisilin atau sefalosporin.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal.
- Jangan gunakan cefixime jika Anda sedang menerima vaksin bakteri hidup.
- Segera konsultasikan ke dokter jika Anda merencanakan operasi atau mengalami efek samping serius.
Kesimpulan
Kesimpulannya, Obat Cefixime adalah antibiotik yang efektif untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri. Penggunaan obat ini harus sesuai resep dokter untuk memastikan keamanannya. Pastikan Anda mengikuti aturan dosis dan memperhatikan potensi interaksi dengan obat lain. Jika terjadi efek samping serius, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.